Sepuluh hari telah terlewati kegiatan prakondisi di AAU Adi Sucipto Yogyakarta, dua hari sebelum kegiatan usai, pihak UNY mengumumkan tanggal pemberangkatan ke daerah tugas. Padahal saya belum wisuda lho, kok mau langsung berangkat ke tempat tugas (dalam hati sih).
Memang Allah Maha Tahu, calon pendidik yang di kirim ke Raja Ampat diberangkatkan tanggal 31 Agustus 2014, yang artinya sehari setelah wisuda saya langsung berangkat ke Raja Ampat.
31 Agustus 2014 pukul 14.30 WIB, rombongan terpilih yang ditempatkan di Raja Ampat sudah berkumpul di Rektorat UNY untuk pembagian tiket pesawat dan diberi pengarahan dari biro perjalanan.
Ga nyangka saya mau ke Raja Ampat!
Oke saya jelasin rutenya, saya take off dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta pukul 17.00 WIB dan sampai Bandara Sultan Hasanudin Makasar, kalo ga salah pukul 21.00 WITA dan transit disana selama lima jam dan terbang lagi menuju Bandara Dominique Edward Osok, Sorong.
Kemudian mendarat di pagi hari jam 6 kayaknya. Sudah sampai Kabupaten Sorong, perjalanan nggak hanya lewat udara saja namun juga perlu naik kapal cepat selama 2 jam dari Sorong, setelah itu sampai di Kabupaten Raja Ampat. Harga tiket kapal Sorong-Waisai (Ibu kota Raja Ampat) sekitar Rp 130.000, tapi kalau untuk tiket pesawat, saya nggak begitu tahu soalnya sudah ditanggung dari pemerintah.
Ketika kaki saya pertama kalinya menginjak Raja Ampat, rasanya seperti mimpi saja.
Tapi saya tetap ingat tujuan awal ikut program ini, “mengabdi dan cari pengalaman”. Kemudian saya ditempatkan di SD Yapis Lopintol di Kampung Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat. Akomodasi untuk menuju tempat tugas dari tempat saya tinggal harus menggunakan long boat dan ditempuh selama 2 jam, perahu kami untuk satu kali perjalanan pergi pulang membutuhkan bensin 10 liter, ya kalo diuangkan sebesar Rp 150.000 (bensin di sini satu liter 15ribu di tahun 2014).
Bersambung