in , ,

Bromo, Kepingan Surga Didepan Mata

gnews piknikdong
Bagikan:

Hi everyone!  Kali ini aku lagi addicted banget sama yang namanya travelling dan travel photography. Nah kali ini aku mau bercerita tentang my trip to Bromo.

Advertisements

Well, siapa sih yang belum tahu Bromo? Tempat yang mempunyai julukan “Best Sunrise” itu? Yang ada Bukit Teletubbiesnya kan? Yang cantik banget kalau dilihat di internet? Yups, bener banget! Cantiknya Bromo itu bukan cuma di internet saja, tapi cantiknya nyata! Bahkan lebih cantik aslinya daripada di foto *spoiler*.

Nah, Gunung Bromo merupakan salah satu Gunung Api yang masih aktif di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Nama aslinya “Brahma”, yang merupakan nama Dewa dari umat Hindu.

Kata Bromo merupakan hasil dari pronounciation-nya orang Jawa, jadi lebih gampang buat diucapin. Gunung Bromo terletak ditengah-tengah lautan pasir, orang-orang biasa menyebutnya “sea of sand”.

[artikel number=3 tag=”piknik-sahabat”]

Disini gak cuma gunung Bromonya loh yang menarik. Ada Puncak Pananjakan (2770 mdpl) yang biasa jadi view point untuk melihat sunrise, dari sini dijamin dah semua view cantik bisa kelihatan, mulai dari puncaknya Mahameru (3676 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Bromo (2329 mdpl) dengan asap yang dengan cantiknya keluar dari kawah, Gunung Batok (2440 mdpl) yang hijau dan cocok buat background foto, lautan pasir yang sangat luas, Pura Luhur Poten yang dengan gagahnya berdiri di tengah lautan pasir, Bukit Teletubbies yang mengingatkan kita akan serial Teletubbies tahun 90an, dan barisan bukit-bukit yang mengelilingi Gunung Bromo terlihat sangat cantik yang membuat kita tidak akan berpaling. Ditambah lagi kalau lagi berkabut, wuiiiihh cantiknyaaaa…

Panorama Gunung Bromo Yang Sangat Menawan
Image : @danayurida

Untuk perjalanannya sendiri memakan waktu kurang lebih 2-3 jam dari Kota Malang. Alternatifnya bisa lewat Tumpang maupun Nongkojajar, bisa juga lewat Pakis.

Advertisements

Nah berhubung aku ke Bromonya sering bawa tamu (turis asing) jadi aku kesananya bareng-bareng sama mereka. Kenalin, kali ini aku sama 4 orang turis asing, 2 dari Belanda dan 2 lagi dari Switzerland. Seru loh kalo ngetrip bareng sama turis asing, bisa sharing pengalaman, ketemu orang baru, belajar hal-hal dan bahasa baru, bisa tahu pendapat mereka tentang Indonesia tercinta kita ini juga.

Yap, kita mulai dengan berangkat dari Malang pukul 01.00 (harus mau dong ya bangun tengah malam buat nikmatin ciptaan Tuhan ini).

Setelah menjemput tamu dari hotel, kami langsung cuss ke Bromo via Pakis (via Pakis karena saat itu yang via Tumpang masih diperbaiki jalannya). Jalannya gelap banget (maklum ya dinihari), berkelok-kelok, tanjakan, turunan semua dilewati, tapi begitu lihat langit itu cantiknyaa Subhanallah, langit gelap banyak bintang, diterangi sang bulan, ditambah cahaya lampu rumah-rumah penduduk yang ada di bawah bukit. Bisa kebayang kan gimana cantiknya? I can’t get over it!

Sampai di loket masuk, beli tiket dulu. Tapi biasanya kalau sudah join travel agent tiketnya sudah include dalam paket.

Disana juga tersedia toilet buat yang ingin buang air, jadi gak usah nunggu sampai keatas ya. Oh iya, kalau berangkatnya naik mobil biasa, di dekat loket harus ganti ke mobil Jeep. Harganya sekitar 600-800ribuan per mobil. Satu mobil bisa diisi antara 5-6 orang.

Berhubung aku dari Malang udah naik Jeep, jadi ya gak usah ganti mobil lagi. Dari loket ke Pananjakan itu masih jauh. Nah sampai di Penanjakan sekitar pukul 03:00. Begitu turun dari mobil hawa dinginnya langsung terasa. Disana dinginnya bisa mencapai 5°C, dingin banget kan buat orang-orang Indonesia yang terbiasa hidup di daerah hangat? Tapi itu bukan halangan. Habis itu jalan dulu ke Puncak Pananjakannya. Gak jauh kok, kira-kira 500 meteran. Disana juga banyak warung-warung yang buka, mereka menyediakan kopi, susu hangat, the hangat, minuman jahe, gorengan, jagung bakar, bahkan souvenir khas Bromo seperti kaos dan bunga edelweiss.

Begitu sampai di Puncak Pananjakan, kita harus nunggu more or less 2 jam buat lihat sunrise. Dinginnya itu loh yang bikini gak kuat, ditambah lagi suara dari lautan pasir yang terdengar seperti pasir-pasirnya sedang menggulung-gulung ria, but, buat view yang cantik jadi worth to try.

Seringnya sih jadi orang pertama yang menginjakkan kaki di Puncak Pananjakan. Tapi makin siang makin rame. Banyak turis asing maupun turis domestik.

1 point yang harus dikuasai kalau lagi di Puncak Pananjakan: harus bisa berebut spot agar dapat tempat paling depan dan leluasa buat foto-foto.

Selama menunggu aku ngobrol-ngobrol sama turisnya, katanya mereka baru pertama kalinya ke Bromo. Mereka penasaran sama Bromo yang katanya worth banget buat dikunjungi. Mereka juga cerita bagaimana kehidupan di Eropa sana. Katanya, disana suhunya bisa sampai 0°C, bahkan -17°C. “Whaaatt? How can you survive? How?” Cuma itu reaksi aku, ya, Cuma itu.

Mereka juga cerita kalau pas winter, kalau mau menuang air ke meja, tapi airnya belum sampai di meja, jadi masih melayang-layang gitu ya, itu air udah beku! Sulit dipercaya tapi nyata loh. Aku sampai berulangkali memastikan “Is that real? Oh my god how can it be possible?”

Advertisements

Nah akhirnya sunrisenya muncul. Pertama langit gelap gitu ada hint pink, orange biru sama hijau dikit. Lama kelamaan didominasi biru cerah, agak merah, pink dan orange. Semakin naik maka semakin orange.

Begitu mataharinya keluar, background langitnya jadi biru cerah, dan mataharinya tepat ditengah-tengah. Kita bisa foto-foto juga pas sunrise. Apalagi kalau lihat ke arah lautan pasir dibawah, lautan pasirnya seperti tertutup kabut yang cantik banget!

Sunrise Bromo yang akan membuat pengunjung terpesona
Image by : @danayurida

Setelah puas di Puncak Pananjakan, kira-kira pukul 06.00 atau 06.30 kita bisa turun ke lautan pasir dan Savannah atau Bukit Teletubbies.

Dinamakan Bukit Teletubbies karena bentuknya memang seperti rumah teletubbies, hamparan hijau yang ada lenggok-lenggoknya. Disana luas banget.

Setelah itu kita mulai trekking ke Gunung Bromonya. Dari area parkir kita jalan sekitar 3 km ke arah Gunung Bromo. Alternatif lainnya kita bisa naik kuda, ratenya sekitar 60-100ribuan. Sampai di kaki gunung kita masih harus menaiki anak tangga yang jumlahnya 250an. Konon katanya sih, kalau dihitung antara naik dan turun jumlah anak tangganya itu beda.

Nah, kalo udah mendekati puncak Gunung Bromo, viewnya bakal seperti ini:

View mendekati puncak Gunung Bromo
Image By : @danayurida

Seperti di Afrika kan yaa? Tetep cantik kan??

Ditengah-tengah lautan pasir itu yang namanya Pura Luhur Poten. Pura itu biasa digunakan masyarakat Hindu Tengger untuk berdoa dan sebelum Upacara Kasada.

Upacara Kasada diperingati setiap tanggal 14 kalender Hindu. Bedanya pura ini dengan pura-pura yang ada di Bali yaitu dari materialnya. Kalau di Bali menggunakan batu bata, tapi kalau disini dibangun menggunakan batu vulkanik yang berasal dari Bromo sendiri. Unik kan?

Sebelum mencapai puncak, disana banyak yang menjual bunga edelweiss. Konon kalau kita beli bunga edelweissnya, setelah make a wish, kita lempar bunga itu ke kawahnya Bromo, masyarakat sekitar percaya kalau doa kita akan terkabul setelah itu. Believe it or not, boleh juga buat dicoba.

Kalau udah sampai di puncak bisa foto-foto disana, entah foto selfie, wefie atau kawahnya doang juga bisa. Tapi kalau pas erupsi gak bisa lama-lama diatas, soalnya belerangnya lagi naik, jadi sama guardsman-nya dikasih waktu beberapa menit. Gak usah khawatir soal keamanan, meskipun erupsi juga ada radius buat keamanan wisatawan. Plusnya lagi, kalau lagi erupsi gitu asapnya mengepul banyak, jadi kalau difoto hasilnya ciamik banget.

Sepanjang perjalanan pulang ke Malang, si turis tak henti-hentinya bilang “This is really amazing, there’s nothing like this in Europe. The highest mountain is only about a few hundred meters. You guys are so lucky to have Bromo here. I can’t get over it. It’s so natural and beautiful.”

Gimana? So, buruan ke Bromo. Worth to visit, banget!

Tips buat yang mau ke Bromo:

  1. Berangkatnya jangan terlalu subuh (estimasi pukul 01.00 atau 02.00) biar dapat spot terdepan
  2. Sampai di Puncak Pananjakan usahakan pilih spot terdepan, biar bisa lihat seluruh viewnya
  3. Pakai jaket yang tebal, berlapis-lapis juga gak masalah soalnya dinginnya pake banget
  4. Pakai kaos kaki,sarung tangan, sepatu yang nyaman dan bawa senter
  5. Kalau bisa jangan pakai celana jeans, karena lebih menyerap dingin. Mendingan pakai celana yang terbuat dari kain atau celana olahraga
  6. Bawa kamera atau hp buat foto
  7. Bawa air minum atau bekal secukupnya

Nah itu tadi cerita dari trip ke Bromo. Semoga bisa menginspirasi para travellers agar lebih mencintai Indonesia kita yang cantik ini. Ciao!

 

Seberapa menarik artikel ini?

Klik bintang untuk memberi vote.

Penilaian rata-rata 5 / 5. Jumlah 8

Jadilah yang pertama memberi peringkat disini.

Kami mohon maaf karena posting ini tidak berguna untuk Anda

Biarkan kami memperbaiki pos ini

Beri tahu kami bagaimana kami dapat memperbaiki pos ini?

Yuk gabung channel whatsapp Piknikdong.com untuk mendapatkan info terbaru tentang Wisata, Kuliner, Resep, Event, Musik, Viral, Tips dan hal menarik lainnya. Klik di sini (JOIN)

Penulis : Dana Yurida

¡Hola!
I'm addicted to travel and travel photography a lot! Sometimes a freelance tour guide. Love music and football.