in ,

MocoSik Festival 2019, Buku, Musik, Dan Kamu

gnews piknikdong
Bagikan:

Festival Musik dan Buku MocoSik kembali dihelat tahun 2019 ini, tepatnya pada tanggal 23, 24, 25 Agustus 2019 di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta.

Ini adalah tahun ketiga sejak diselenggarakan pada 2017 silam. Mengambil venue yang sama, yakni Jogja Expo Center Yogyakarta, MocoSik tetap mengusung semangat yang sama, yakni mendekatkan buku dan musik.

Press Conference MocoSik Festival 2019
Press Conference MocoSik Festival 2019/piknikdong

“Di MocoSik, kami tidak mengarusutamakan buku melebihi musik. Atau, sebaliknya buku mengekor pada musik. Tidak! Keduanya sama rendah, sama tinggi.

Baik buku maupun musik berbagi dalam panggung dan waktu yang sama,”

Ujar Anas Syahrul Alimi, founder MocoSik Festival.

MocoSik adalah festival pertama di Indonesia yang mempertemukan buku dan musik dalam satu panggung besar. Literasi budaya yang coba disasar MocoSik adalah mendekatkan buku kepada para penonton konser dan mengakrabkan insan literasi dan pencinta buku kepada musik, terutama musik Indonesia terkini.

“Yang kami tampilkan di MocoSik tidak hanya musisi ataupun penulis yang sedang naik daun saat ini.

Yang berada sangat jauh dan sudah berkarya lebih dahulu di waktu lampau, namun tetap eksis, juga kami berikan panggung yang sama,”

Lanjut Anas yang juga CEO Rajawali Indonesia, sebuah lembaga promotor musik yang berpengalaman puluhan kali menyelenggarakan konser musik berskala nasional maupun internasional.

Penghikmat buku dan penikmat musik, lanjut Anas, kemudian diringkas menjadi satu kata: “kamu”. Bertema “Buku, Musik, Kamu”, MocoSik #3 ini pada akhirnya adalah usaha yang di satu sisi memersonifikasikan dua pencinta dari dua entitas budaya (baca dan dengar), namun di sisi lain juga menyapa dengan persuasif dia yang rajin baca sekaligus cinta musik.

Sepanggung Sebuku: Bacalah, Dengarlah

Menurut Irwan Bajang yang pada MocoSik #3 ini dipercaya menjadi Direktur Program, para penampil dalam tiga hari penyelenggaraan berjumlah lebih kurang 68 orang.

“Jumlah itu dua kali lebih banyak dari dua tahun sebelumnya. Artinya, pencinta buku dan penikmat musik mendapatkan suguhan yang beragam dari panggung literasi maupun musik,”

Jelasnya.

Di panggung musik,  artis di MocoSik Festival 2019 salah satunya adalah Tulus, Yura Yunita, Pusakata, bakal tampil juga musisi-musisi gaek dan legendaris seperti Ebiet G. Ade. Ada pula Dialog Dini Hari, Galabby, NoStress, Sudjiwo Tedjo, Tashoora, Langit Sore, Ecoutez hingga konser puisi cinta yang melow yang “dikonduktori” sastrawan dan sutradara teater Agus Noor.

[artikel number=3 tag=”event”]

Lebih lanjut, Irwan Bajang yang juga pegiat dunia penerbitan buku indie di Indonesia ini, merinci sejumlah nama yang mengisi sepuluh sesi obrolan maupun lokakarya musik, film, dan seni rupa yang memiliki korelasi dengan dunia buku dan literasi. Nama para penampil itu, antara lain Yoris Sebastian, Zen RS, Joko Pinurbo, Eko Prasetyo, Edi Mulyono, Aguk Irawan M.N., Windy Ariestanty, Iqbal Aji Daryono, Mas Aik, Anton Kurnia, Pepeng, Kalis Mardiasih, Hengki Herwanto, Erie Setiawan, Nuran Wibisono, David Tarigan, Okky Madasari dan masih banyak lainnya.

Nama-nama seperti Ugo Untoro, Jumaldi Alfi, Dipo Andy, Samuel Indratma, Dodo Hartoko, Buldanul Khuri menemani para pengunjung festival pada sesi seni rupa yang berbasis buku dan literasi.

Seni Rupa, Dokumentasi Musik, dan Lini Masa Sastra

Sebagaimana pergelaran MocoSik di tahun kedua, pada penyelenggaraan tahun ketiga ini, ruang pameran seni dihadirkan di antara panggung musik dan bangku obrolan literasi. Yogyakarta yang menjadi salah satu kota seni rupa terpenting di Indonesia memungkinkan ruang MocoSik juga mendapatkan sentuhan seni.

“Tema ruang pameran seni MocoSik tahun ini adalah Lini Masa Sastra Indonesia: Lama-Kini,”

Terang Bakkar Wibowo Co-Founder MocoSik Festival.

Co-founder MocoSik ini menerangkan, Indonesia tidak hanya dibangun lewat adu kuat bedil, tetapi juga ide. Dengan sastra, dengan teks, Indonesia yang kita proklamasikan pada Agustus 1945 ini pun lahir.

Karena bersifat kilas balik, pameran seni mengingat tonggak-tonggak penting “Ide Indonesia” ini juga didukung sejumlah diskusi, antara lain perihal pendokumentasian dan bagaimana para akademisi dari luar negeri jatuh hati pada (ide) Indonesia.

“Kita menggelar selama tiga hari buku buku lawasan sastra/humaniora dan artefakartefak dunia musik masa lalu.

Kita menggandeng komunitas yang selama ini bermain di buku-buku klasik dan juga Record Store yang berbasis di Yogyakarta,”

Tutur Bakkar Wibowo.

Hadirnya buku-buku yang bernilai sejarah tinggi dan sejumlah majalah dan rilisan musik dari masa yang jauh, tetapi dikemas dalam sebuah pameran seni, pungkas Bakkar, setidaknya menyodorkan kepada generasi milenial bahwa masa lalu itu asyik dan enggak bikin spaneng. Apalagi, kusam.

Saat Buku Menjadi Tiket Masuk Konser Musik

Salah satu ciri khas dari MocoSik adalah ketika buku dijadikan bukti tanda masuk. Para penonton diwajibkan membeli buku dengan nominal tertentu sebagai syarat masuk dalam panggung besar konser musik.

“Awal Agustus, ratusan kelompok penerbit yang menjadi peserta pameran besar MocoSik membuka loket tiket presale dengan menampilkan buku-buku produksi di akun media sosial masing masing.

Buku-buku dari penerbit peserta yang bertanda TIKET BUKU MOCOSIK itulah yang bakal menjadi bukti memasuki panggung konser musik yang seru,”

Jelas Hinu OS, salah satu penanggung jawab pameran buku MocoSik.

Lebih terperinci, Hinu menjelaskan harga tiket presale adalah Rp75.000 (UNTUK SATU HARI). Tiket buku tersebut bisa didapatkan di penerbit-penerbit yang tercatat sebagai
peserta.

“Jika buku yang dibeli memiliki nominal 150 ribu rupiah, misalnya, berarti bisa
mendapatkan dua tiket.

Terserah pembeli, apakah tiket untuk pertunjukan hari pertama, kedua, dan ketiga.

Soal pengiriman buku sampai ke rumah pembeli, mekanismenya diserahkan sepenuhnya kepada penerbit yang bersangkutan,”

Jelas Hinu.

Tiket Buku MocoSik akan mulai dijual secara online pada Sabtu 3 Agustus 2019, pukul 11.59 WIB, melalui www.tiketapasaja.com dan penerbit-penerbit yang ikut dalam MocoSik Festival. Harga presale akan dilayani sampai 20 Agustus mendatang. Selepas 20 Agustus, berlaku harga on the spot senilai Rp85.000.

HOTSALE MocoSik: Satu Juta Eksemplar Buku

Lebih jauh, Hinu menjelaskan, pameran MocoSik menampilkan hampir satu juta eksemplar buku di Hall Besar JEC dengan diikuti 120 peserta dari kelompok penerbitan se-Indonesia, baik berstatus penerbit mayor maupun independen/komunitas.

Secara tema, boleh dibilang buku yang dipamerkan cukup beragam. Dari buku anakanak hingga humaniora dan politik. Bahkan, ada penerbit yang selama ini konsens dengan buku-buku impor turut serta sebagai peserta pameran.

Selain tema yang beragam, harga buku juga bersaing.

“Kita membuka stand besar khusus buku-buku yang dijual secara hotsale. Harga per buku dipukul rata 10 ribu rupiah saja,”

Ujar Hinu.

Pameran buku MocoSik ini menyemarakkan kembali dunia pameran buku yang beberapa tahun belakangan sepi. Apalagi, di tahun 2019 ini, setidaknya ada lima pameran buku yang diselenggarakan di Yogyakarta.

“Publik buku juga yang diuntungkan dengan banyaknya pameran buku. Belanja buku sambil menonton konser. Datang, ya,”

Ajak Hinu yang juga dikenal sebagai pendiri Three G Production.

Seberapa menarik artikel ini?

Klik bintang untuk memberi vote.

Penilaian rata-rata / 5. Jumlah

Jadilah yang pertama memberi peringkat disini.

Kami mohon maaf karena posting ini tidak berguna untuk Anda

Biarkan kami memperbaiki pos ini

Beri tahu kami bagaimana kami dapat memperbaiki pos ini?

Yuk gabung channel whatsapp Piknikdong.com untuk mendapatkan info terbaru tentang Wisata, Kuliner, Resep, Event, Musik, Viral, Tips dan hal menarik lainnya. Klik di sini (JOIN)

Penulis : Redaksi

Mengulas tentang ragam informasi menarik yang sedang trending saat ini secara detail dan berdasarkan fakta.