Operasional LRT Jabodebek ditargetkan pada pertengahan tahun 2022. Menjelang pengoperasian tersebut, KAI bersama pihak-pihak terkait terus melakukan persiapan, salah satunya adalah pengujian sarana.
“Saat ini KAI bersama para stakeholder rutin melakukan uji dinamis sarana LRT Jabodebek untuk memastikan sarana dalam kondisi siap operasi,”
ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus.
Sebelum dapat beroperasi secara komersial, setiap sarana LRT Jabodebek harus dilakukan pengujian secara bertahap. Pengujian meliputi Factory Acceptance Test, Uji Dinamis Sarana, Uji Komunikasi, Uji Integrasi dan Trial Run, serta Uji Kelaikan Operasi.
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017 pasal 8A dan 16, KAI ditugaskan untuk melakukan penyelenggaraan Sarana dan Prasarana LRT termasuk pendanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek.
KAI telah membentuk Divisi Light Rail Transit Jabodebek yang bertugas untuk merencanakan, mengevaluasi, dan mengoptimalkan penyiapan penyelenggaraan kegiatan Sarana dan Prasana LRT sesuai penugasan Pemerintah.
Dalam hal kesiapan penyelenggaraan sarana, KAI melakukan kontrak pengadaan sebanyak 31 Trainset atau 186 kereta LRT Jabodebek dari PT Industri Kereta Api dengan nilai mencapai Rp3,9 T.
Saat ini Inka telah menyelesaikan 11 Trainset LRT dan ditempatkan di mainline antara Stasiun Harjamukti – Stasiun Ciracas untuk selanjutnya dilakukan pengujian oleh pihak-pihak terkait.
Sisanya, sedang dalam proses antrian pengiriman dan finishing oleh Inka di pabriknya di Madiun, Jawa Timur.
“KAI membeli sarana LRT Jabodebek dari Inka dimana hal tersebut merupakan bentuk dari kolaborasi antar BUMN.
Sebagai salah satu konsumen dari produk-produk Inka, KAI bangga dan yakin akan kualitas yang ditawarkan oleh Inka,”
ujar Joni.
Setiap trainset/rangkaian LRT Jabodebek terdiri atas 6 kereta. Dalam kondisi normal, setiap rangkaian mampu melayani 740 penumpang, terdiri dari 174 dalam posisi duduk dan 566 dalam posisi berdiri. Dalam kondisi padat, kapasitasnya mampu mencapai 1.308 penumpang.
Kereta LRT Jabodebek menggunakan sumber daya dari rel ketiga (third rail) dengan tegangan suplai daya sebesar 750 VDC. LRT Jabodebek didesain mampu mencapai kecepatan 90 km/h, sedangkan kecepatan operasi maksimum mencapai 80 km/h.
LRT Jabodebek memiliki beban gandar 12 ton dan memiliki lebar gandar 1435 mm atau normal gauge.
Keunggulan dari normal gauge 1435 mm dibanding narrow gauge 1067 mm yang biasa digunakan pada sarana KAI lainnya adalah memiliki stabilitas yang tinggi sehingga kereta dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, normal gauge 1435 mm ini memiliki beban angkut lebih tinggi serta umum digunakan pada sebagian besar perkeretaapian di dunia.
Sebagai komitmen KAI untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia, KAI akan terus memastikan kesiapan LRT Jabodebek hingga nantinya dapat melayani masyarakat pada pertengahan 2022.
“KAI berharap, hadirnya LRT Jabodebek dapat memberikan solusi transportasi baru bagi masyarakat yang akan beraktivitas di ibukota dengan aman, nyaman, dan tepat waktu,”
tutur Joni sebagai penutup.