in

Rakornas Parekraf 2021, Kemenparekraf Fokus Kembangkan Desa Wisata dan Kompetensi SDM

Share:

Kemenparekraf terus mengakselerasi beberapa program untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif salah satunya melalui desa wisata seiring dengan upaya peningkatan kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.

Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya di Rakornas Parekraf 2021 hari ke dua, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (29/9/2021) menjelaskan, kedepan akan ada revenge tourism, lantaran masyarakat sudah satu tahun setengah lebih banyak tinggal di rumah dan ingin berwisata.

Rakornas Parekraf 2021
Rakornas Parekraf 2021, Photo : Kemenparekraf

Untuk itu selain destinasi, SDM perlu dipersiapkan secara matang untuk menyambut kunjungan wisatawan kembali. Terlebih sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diproyeksikan akan menjadi tulang punggu penghasil devisa bagi tanah air.

Kemenparekraf juga akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya dalam pendekatan pembangunan sumber daya manusia.

COVID-19 ini memaksa kita meningkatkan keterampilan-keterampilan berkaitan dengan akselerasi digitalisasi dan juga adaptasi protokol kesehatan.

“Kemenparekraf juga memastikan daerah penyangga lain akan mendapat program serupa.

Jadi wisatawan yang datang kan bukan diam di Mandalika saja misalkan.

Mereka pasti akan ke destinasi lain juga, yang saat ini paling mendesak untuk disertifikasi terkait dengan hospitality.

Untuk SDM di hotel dan restoran sudah cukup siap. Yang perlu digenjot lagi adalah pemandu wisata,”

katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu menjelaskan, desa wisata dapat menopang perekonomian Indonesia.

Kendati demikian, hal tersebut baru bisa dilakukan jika desa wisata menjadi destinasi wisata yang berkembang dan berkelanjutan.

“Salah satu upaya untuk mewujudkan destinasi wisata berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Dan mampu mendorong pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat, dan ajang promosi potensi desa wisata ke wisatawan baik domestik maupun mancanegara,”

katanya.

Vinsensius juga mengatakan bahwa pihaknya melakukan hal lain sebagai komitmen untuk mengembangkan desa wisata yakni program sertifikasi desa wisata.

Pada 2020, pihaknya telah memberikan sertifikasi desa wisata berkelanjutan kepada 16 desa wisata. Tahun ini, jumlahnya naik menjadi empat kali lipat.

“Tahun ini ada 60 desa wisata yang akan disertifikasi oleh Kemenparekraf.

Potensi desa wisata juga tercatat dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021, dimana peserta yang mendaftar mencapai 1.831 peserta dari 34 provinsi di Indonesia.

Jumlah tersebut melebihi ekspektasi awal yang hanya sekitar 700 peserta,”

katanya.

Lebih lanjut Vinsensius menjelaskan, produk wisata juga memiliki andil dalam membuat desa wisata semakin berkembang.

Pengemasan produk wisata menurutnya perlu didukung oleh sejumlah fasilitas. Diantaranya adalah tersedianya homestay, rumah makan, kafe, dan pusat informasi.

Kemudian sarana komunikasi yang baik, jaringan sinyal yang stabil, serta tersedianya air bersih dan listrik.

“Pengembangan desa wisata secara fisik tentunya harus diselenggarakan dengan pengembangan produk wisata non-fisik seperti budaya dan kearifan lokal masyarakatnya,”

kata Vinsensius.

 

Seberapa menarik artikel ini?

Klik bintang untuk memberi vote.

Penilaian rata-rata 5 / 5. Jumlah 1

Jadilah yang pertama memberi peringkat disini.

Kami mohon maaf karena posting ini tidak berguna untuk Anda

Biarkan kami memperbaiki pos ini

Beri tahu kami bagaimana kami dapat memperbaiki pos ini?

Written by Redaksi

Mengulas tentang ragam informasi menarik yang sedang trending saat ini secara detail dan berdasarkan fakta.