“Festival Sastra Yogyakarta” atau “JOGLITFEST” merupakan sebuah perhelatan yang merangkum elemen-elemen sastra di Yogyakarta.
Pertama kali diselenggarakan pada tahun 2019, kegiatan ini akan segera memasuki kegiatan puncak yakni, Grand Opening akan dilaksanakan pada tanggal 27 September 2019, di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Pada kesempatan itu, akan hadir M. Aan Mansyur, Jogja Hiphop Foundation, Silampukau, Gabriella Fernandez, Yogyakarta Simphoni Orkestra, Joko Pinurbo, juga Gubernur DIY dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
[artikel number=3 tag=”news”]Suharmono Arimba selaku Ketua Umum JOGLITFEST mengatakan
“Penyelenggaraan JOGLITFEST sendiri menjadi penting karena perhelatan sastra ini merupakan acara yang merangkum kepentingan stakeholder sastra di Yogyakarta.
Ini dalam rangka mendekatkan dunia sastra dengan publik, sekaligus menjalin keterhubungan antar masyarakat sastra di dalam dan luar Yogyakarta.
JOGLITFEST bukan acara yang diselenggarakan sendiri-sendiri, melainkan melibatkan banyak pihak. Dan harus diingat, perhelatan ini adalah yang pertama kalinya.”
Perhelatan yang mengangkat tema “Gregah Sastra” itu akan melibatkan peserta aktif berjumlah 100 orang, dengan rincian berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 50 peserta berasal dari DIY, dan 50 peserta lainnya berasal dari luar DIY. Peserta dari luar negeri berjumlah 9 orang.
“Keterlibatan peserta DIY tentu merupakan hal yang penting dalam perhelatan ini,
tetapi yang dari luar DIY juga tak kalah penting, agar kita bisa menjadi penghubung antardaerah, mempertemukan sastrawan-sastrawan dari berbagai daerah tersebut.
Dapat dikatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu.”
Tambah Arimba.
Harus diakui pula, bahwa perhelatan ini, merupakan kegiatan yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Yogyakarta, baik masyarakat yang bergelut di bidang sastra, maupun masyarakat secara umum
“Poin yang tak kalah penting, bahwa sejak prafestival, kegiatan inti, dan kegiatan puncak yang ditandai dengan Grand Opening, perhelatan JOGLITFEST akan menjadi panggung
penghargaan bagi para sastrawan, penerbit, komunitas, dan elemen lainnya.Sebab mereka akan ditempatkan dalam mimbar yang terhormat, diberikan ruang, menjadi pembiacara, narsumber, penampil, yang hal tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap sepak terjang mereka selama ini,”
Pungkas Arimba.