Didukung dengan iklim kreatif yang terus berkembang, setiap tahunnya Yogyakarta tak pernah kehabisan agenda seni. Salah satu yang dinantikan oleh publik adalah ART|JOG. Bursa seni rupa kontemporer tahunan ini, berhasil membawa Yogyakarta sebagai pusat perhatian dalam ranah seni rupa.
Dimulai sejak tahun 2008 dan kali ini menandai 10 tahun perjalanan ART|JOG yang kian mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pameran seni terbesar di Indonesia.
Pada tahun ini, ART|JOG akan kembali diselenggarakan pada tanggal 19 Mei hingga 19 Juni 2017 di Jogja National Museum, Yogyakarta. Mengambil tema kuratorial Changing Perspective, ART|JOG berupaya menampilkan presentasi visual yang segar, berbeda dan dapat dinikmati publik.
Oleh karena itu, ART|JOG membuka kesempatan luas pada seniman dan publik untuk turut berpartisipasi dengan mengirimkan karya-karya terbaiknya melalui program Open Call Application. Karya yang terpilih berdasarkan seleksi tim kurasi, akan dipresentasikan dalam perhelatan ART|JOG|10 – 2017.
Open Call Application saat ini sudah dibuka dan akan ditutup pada tanggal 9 Maret 2017. Silakan unduh formulir pendaftaran aplikasi dan ketahui informasi selengkapnya mengenai ART|JOG melalui situs www.artjog.co.id.
Pada Desember 2016, ART|JOG telah menggelar sosialisasi tema dengan mengundang dua pakar untuk membahas Changing Perspective berdasarkan latar belakang keilmuan masing-masing, yakni Prof. Dr. Ign Bambang Sugiharto dan Dr. Seno Gumira Ajidarma.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan publik dapat memahami gagasan kuratorial yang ditawarkan dan tertarik mengikuti ajang ini. Kami telah mengunggah presentasi dan paper dua pembicara yang sekiranya dapat memperluas wawasan Anda, yang dapat diunduh melalui tautan berikut http://bit.ly/2jubxFm.
Tentang tema kuratorial “Changing Perspective”
Perspektif atau sudut pandang berhubungan erat dengan paradigma. Paradigma adalah cara masing-masing orang memandang dunia, yang belum tentu cocok dengan kenyataan. Paradigma adalah petanya, bukan wilayahnya. Paradigma adalah lensa kita, lewat mana kita melihat segalanya, yang terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman, serta pilihan-pilihan kita selama ini.
Cara kita melihat, selama ini masih sangat disandarkan pada logika, yang bersumber pada rasionalitas otak manusia, yang sebenarnya belum dimaksimalkan fungsinya. Fungsi logika, dalam kehidupan di alam semesta ini, adalah untuk memastikan kebenarannya, akurasinya tepat apa tidak. Kegagalan logika akan terjadi bila kita hanya menyandarkan satu-satunya perspektif kita pada hal yang logis, yang dapat diamati dan diukur melalui panca indera kita.
Ada pendapat bahwa Ugly is new beauty, Chaos is new order. Ketika sistem tanda yang dianggap baku telah mati maka yang ada adalah fenomena (yang dianggap baru). Munculnya sesuatu yang berbeda, adanya perubahan dan kebaruan adalah kunci-kunci yang digantungkan untuk membuka cakrawala selanjutnya.
Hari esok, masa depan adalah ikhwal yang senantiasa diterawang oleh manusia. Konsep, konstruksi pikir, teori hingga metodologi untuk mendekati waktu di masa datang dipersiapkan untuk menjadi manusia masa depan. Manusia melompati kebosanan realitasnya dengan menerawang masa depan. — salah satu caranya adalah dengan mengubah perspektif yang selama ini kita gunakan.