Festival tahunan “Pesta Kesenian Bali” kembali digelar yang ditandai dengan Peed Aya atau pawai kesenian yang berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) Bajra Sandhi, kawasan Lapangan Puputan Niti Mandala, Renon, Denpasar, Minggu (12/6/2022).
Masyarakat serta wisatawan menyambut antusias pawai kesenian yang kembali digelar secara luring setelah dua tahun absen akibat pandemi COVID-19 dengan memadati jalan sepanjang jalur pawai.
Diketahui, Pesta Kesenian Bali di tahun 2020 tidak digelar karena pandemi dan di 2021 acara pembukaan dan pagelaran seni digelar secara hybrid.
“Kami mengapresiasi kembali digelarnya Pesta Kesenian Bali.
Kami melihat bahwa antusiasme masyarakat sangat luar biasa.
Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari seluruh pihak terutama pemerintah daerah dan semua unsur pentahelix yang hadir di sini,”
kata Menparekraf Sandiaga Uno saat hadir dalam Peed Aya atau Pawai Kesenian “Pesta Kesenian Bali” 2022.
Sebanyak 24 kelompok peserta dari berbagai kabupaten/kota di Bali dan beberapa komunitas berpartisipasi memeriahkan Peed Aya atau pawai dimana setiap peserta menampilkan garapan tematik yang dikembangkan dari “Danu Kerthi: Huluning Amreta” sebagai tema “Pesta Kesenian Bali 2022” yang bermakna memuliakan air sebagai sumber kehidupan.
Diantaranya Kabupaten Buleleng yang membawakan garapan berjudul Tirta Ketupat, diikuti oleh Kabupaten Jembrana menampilkan garapan berjudul Puja Saji Paneduh Gumi.
Selanjutnya, Kabupaten Karangasem dengan garapan berjudul Udhakanjali, Kabupaten Bangli dengan garapan berjudul Kekuluh.
Sementara Kabupaten Klungkung menampilkan garapan berjudul Tohlangkir, Kabupaten Tabanan dengan garapan berjudul Lingga Petak, Kabupaten Gianyar dengan garapan berjudul Masucian, Kabupaten Badung dengan garapan berjudul Siat Yeh, dan Kota Denpasar dengan garapan berjudul Manah Toya Ning.
Rangkaian acara Pesta Kesenian Bali sendiri akan berlangsung selama kurang lebih sebulan hingga 10 Juli 2022.
Pesta Kesenian Bali 2022 ini juga terbilang istimewa karena akan ada dua agenda seni tradisi lainnya yang juga dilaksanakan secara bersamaan.
Yakni Bali World Cultural Celebrations (BWCC) pada 12-25 Juni 2022 dan Jantra Tradisi Bali pada 20 Juni-6 Juli 2022.
Menparekraf Sandiaga mengungkapkan, keterlibatan berbagai pihak ini merupakan bentuk nyata dari kolaborasi yang apik dalam mewujudkan kebangkitan ekonomi karena dalam pelaksanaannya, “Pesta Kesenian Bali” melibatkan banyak pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus meningkatkan daya jual destinasi kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
“Saya sangat bangga dan mudah-mudahan ini bisa membuka peluang usaha dan percepatan lapangan kerja yang kemarin sempat terkontraksi karena pandemi.
Tahun depan kita akan terus giatkan kegiatan-kegiatan seperti saat ini sehingga lebih banyak wisatawan yang hadir,”
ujar Menparekraf Sandiaga.