“60+ Earth Hour 2020 #connect2connect” adalah tema yang diusung untuk mengkampanyekan Earth Hour .
Earth Hour merupakan salah satu kampanye World Wildlife Fund (WWF), sebuah organisasi konservasi terbesar di dunia yang mengupayakan inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak terpakai selama 1 (satu) jam.
Kegiatan Earth Hour ini merupakan suatu bentuk kesadaran dan konsistensi akan kecintaan manusia kepada bumi yang merupakan tempat tinggalnya.
Sama hal nya dengan The Alana Hotel & Convention Center Yogyakarta, pada hari Sabtu 28 Maret 2020 yang akan turut serta mengkampanyekan Earth Hour ini dengan berbagai kegiatan yang menarik dan menghibur tentunya.
[artikel number=3 tag=”hotel”]Akan di gerakkan satu jam pemadaman lampu dimulai pukul 20.30 sampai pukul 21.30 pada spot-spot tertentu dan menyalakan lilin berbentuk angka 60+ di halaman City Walk tempat pengunjung nongkrong dan bersantai.
Di tengah gelap dan dinginnya malam selama lampu dipadamkan, jangan khawatir merasa takut dan bosan karena kita bisa sambil menikmati sajian kuliner Seafood BBQ di Terrace Cafe dengan harga spesial yakni diskon 10%.
Tidak hanya kuliner yang nikmat, kita bisa menyaksikan secara gratis pertunjukkan Fire Juggling Performance yang tentunya sudah sangat ahli dan terlatih.
Tidak lengkap bukan jika tidak diiringi oleh alunan musik? Tenang saja, karena Dark Perkussion akan setia memberikan alunan musik yang indah selama kegelapan menyelimuti kita dalam satu jam tersebut sehingga kita tidak akan merasa jenuh tentunya.
Tidak hanya pada saat perayaan earth hour saja saja The Alana Yogyakarta menghemat energi, bahkan setiap tanggal 1 setiap bulan nya juga melakukan Gerakan hemat energi dengan mematikan lampu selama 30 menit.
Tujuan utama Earth Hour program The Alana Yogyakarta adalah mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana dan murah yaitu hemat energi. Karena memang tidak bisa dipungkiri jika sekarang ini ketergantungan manusia terhadap listrik terus meningkat dari waktu ke waktu, sedangkan sebagian besar dari pembangkit listrik itu berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang menghasilkan efek gas rumah kaca yang memicu pemanasan global.
