Ubud Food Festival kembali hadir bulan Juni dan kali ini kita akan membocorkan siapa saja yang akan hadir di setiap program, para chef ternama dan semua pahlawan pangan dari Indonesia maupun mancanegara. Dan ini belum semuanya!
Diselenggarakan dari tanggal 24 hingga 26 Juni, Ubud Food Festival (UFF) kembali hadir di Taman Kuliner dalam inisiatif membangun Bali untuk merayakan pemulihan Bali dari pandemi.
Tiga hari perayaan kuliner, diskusi, lokakarya, musik dan film yang menambah pengalaman kuliner dan budaya yang luar biasa.
āSelama tiga hari yang penuh dengan makanan, kami memiliki program yang sangat padat,ā
kata Janet DeNeefe, pendiri dan direktur Festival.
āDalam penantian panjang ini, kami telah memilih chef terbaik, mencari para ahli kuliner, pengerajin, food writers dan petani untuk menyuguhkan festival paling seru hingga saat ini.ā
Selaras dengan tema festival tahun ini, Heroes, UFF mempertemukan para ahli kuliner lokal dengan para chef dalam berbagai Special Events yang ditunggu-tunggu.
Ubud Food Festival akan memberikan penghormatan kepada William Wongso dengan Lifetime Achievement Award atas pengabdian besarnya terhadap kuliner Indonesia.
Salah satu social-eco entrepreneur terkemuka Indonesia, Helianti Hilman menyajikan sajian unik yang terinspirasi dari relief Borobudur serta membicarakan penelitiannya mengenai proyek grastronomi heritage.
Nyesha Arrington, seorang chef pemenang penghargaan berdarah Afrika Amerika dan Korea yang tinggal di L.A. akan menyajikan sajian plant-based di Fivelements.
Andrew Walsh dari Cure, Michelin-starred di Singapura akan menghidangkan masakan Celticnya di Aperitif.
Lebih dekat dengan Aga Alvian dari Meatsmith milik Dave Pynt, ia akan membawa bara menjadi lebih panas lagi di atas meja makan Api Jiwa.
Chef asal Meksiko Diana Beltran akan bergabung bersama para chef dari Chili dan Peru untuk menyulap sebuah malam Latino dan rasa pedas yang tak terlupakan di Cantina, rooftop eatery baru di Ubud
Hadir kembali di Ubud Food Festival, Maurizio Bombini dari Mauri, Seminyak mengajak pengunjung untuk mencicipi keahliannya dalam menu 5-course Mediterranean di Mandapa.
Chef dari Young George, Melissa Palinkas menampilkan sajian Australia Barat dengan tiram mutiara Akoya bersama Amy Baard di Donna.
Ayu Gayatri dan Gede Kresna dari Dapur Pengalaman Rasa meracik ritual Bali, keunikan rasa, resep luhur dan dongeng ke meja makan Tall Trees di Westin.
Kris Syamsudin membawa hidangan laut lobster, kepiting, dan ikan segar dari Kepulauan Sula di Halmahera Utara ke Casa Luna.
Di panggung Teater Kuliner, Petty Elliott kembali kepada akar Manadonya, mengubah masakan tradisional Indonesia menjadi sebuah hidangan modern.
Menampilkan juga Lisa Sibagariang ahli fermentasi dari Locavore, dan petualangan kuliner Bali-Bandung yang dipersembahkan oleh Parti Gastronomi.
Raka Ambawaran dan Esy Triana memperlihatkan bagaimana cara membuat minuman fermentasi beras, Brem Bali.
Chef asal Bali Putu Dodik Sumarjana hadir kembali dengan penghormatannya kepada pisang.
Sementara itu, Chef William Salim dari Sensorium menyiapkan menu andalannya yang paling laris Asian-Style Prawn Squid-Ink Tagliolini dengan Prawn Butter.
Ruang diskusi, pandangan dan pemikiran unik, Food for Thought memberikan kesempatan bagi para produsen, chef, dan konsumen untuk berbagai cerita dan ide.
Sesi ini dimulai dari William Wongso mengenai perjalanan kuliner dan siapa pahlawan pangan bagi dirinya.
Sesi bincang-bincang yang mencakup tema inisiatif berkelanjutan dengan penggemar ikan segar Ryan Theja, Blane Olson dan pembuat FishGo app Merta Yoga Pratama membicarakan keberlanjutan hidangan laut, generasi baru petani muda Bali membahas budidaya padi berkelanjutan dan sesi para ahli tentang rumput laut dan pandemi.
Sedangkan Chef Ragil Imam Wibowo akan membahas sebuah proyek untuk melestarikan budaya kuliner masyarakat adat Bali dalam sebuah buku masak unik dan Arak yang disajikan bersama dengan pembuatnya.
Akan bergabung juga di Food for Thought, Janur Yasa, Top 10 CNN Hero yang membuat program Plastic Exchange, sistem tukar plastik dengan beras yang menjadi sebuah gerakan untuk pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang akan ditemani oleh Ketut Yudanni, pejuang eko enzime.
Saat matahari terbenam, waktunya untuk memulai musik dan film pilihan.
Tahun ini festival menghadirkan Navicula, trio Soul RnB Souldfood, dan Keroncong Jancoek dengan campuran musik tradisional dan kontemporer khasnya.
āKami percaya bahwa penting untuk menyoroti inisiatif dan penawaran baik dari kawan-kawan kami di dunia kuliner, ā
kata Janet DeNeefe.
ā Dan kami bangga untuk memimpin upaya pemulihan dan mempromosikan Indonesia sebagai destinasi kuliner.
Kami tidak sabar lagi untuk merayakan dan berpesta bersama dengan para penjunjung festival tahun ini.ā
imbuhnya.