Ada yang berbeda ketika kita melewati daerah Gampingan, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta, beberapa hari belakangan ini -setidaknya hingga seminggu kedepan. Ya, perhelatan ArtJog 2018 yang diselenggarakan di Jogja National Museum (JNM) dari 4 Mei hingga 4 Juni ini memang mengubah latar Gampingan menjadi lebih ramai.
Di tahun penyelenggaraannya yang ke-11 ini, ArtJog 2018 yang bisa dikunjungi mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam ini mengambil tema ‘Enlighment’ yang berarti ‘Pencerahan’. Kata yang berat, bukan?
Ketika tiba di halaman JNM, kita akan disambut dengan piramida unik yang terbuat dari kaca, mirip sekali dengan yang ada di Museum Louvre, Paris. Jika kalian kemari membawa kendaraan pribadi, pastikan bahwa motor/mobil kalian diparkirkan terlebih dahulu, karena pihak panitia melarang adanya kendaraan yang lalu lalang di dalam museum. Ini galeri ya, bukan ringroad.
Memasuki Pintu Gerbang ArtJog
Kecuali kita mendapatkan co-card resmi dari panitia, kita perlu tiket untuk bisa masuk ke dalam pameran. Pembelian tiket bisa dilakukan secara tunai di loket pembelian tiket hanya dengan menyiapkan selembar 50 ribu saja. Untungnya, tiket bisa digunakan seharian. Sehingga selama sehari itu, kita bebas keluar masuk JNM dengan hanya menunjukkan cap di tangan saat memperlihatkan tiket ke petugas jaga pintu masuk.
Begitu masuk ke dalam museum, kita langsung dapat melihat bahwa yang dari luar terlihat seperti piramid kaca itu adalah sebuah commision art yang berjudul ‘Sea Remembers’. Sesuai namanya, karya seni ini didedikasikan bukan untuk mengingat yang-dulu-pernah-ada beserta kenangan indah bersamanya, tapi untuk menampilkan kehidupan bawah laut beserta makhluk yang menghuninya baik yang masih hidup maupun yang sudah tinggal tulang belulang.
Oiya, meskipun berada di dalam museum, karya ‘Sea Remembers’ ini dapat dikunjungi secara gratis kok. Di dalamnya juga ditembakkan proyektor yang menambah kesan bahwa seolah-olah kita sedang berada di bawah laut. Siang dan malam hari di dalam piramid kaca ini akan sangat berbeda, sehingga sangat direkomendasikan untuk mengunjungi tempat ini dalam dua waktu tersebut, supaya bisa dapat gambaran jelas seberapa bedanya. Dan, supaya dapet foto yang layak upload juga sih.
Menyusuri Galeri, Menikmati Seni
Memasuki ruang utama pameran, pengunjung akan menemukan banyak karya-karya bertema ‘Pencerahan’ yang tersebar di berbagai titik dengan posisi yang beragam. Ada yang menempel di dinding, meja, lantai, bahkan ada yang tertaut di seluruh ruangan. Menyesuaikan dengan medium seperti apa yang digunakan oleh pencipta karya untuk menyampaikan gagasannya.
[artikel number=3 tag=”event”]Yang paling ‘sederhana’ adalah menggunakan media visual 2 dimensi seperti lukisan atau foto biasa. Seringnya, hasil karya seni model ini hanya ditempelkan di dinding saja. Namun karena ukurannya variatif dengan sudut pandang yang uniik, maka hasil karya tersebut menjadi sangat menarik. Seperti seniman kelahiran Belanda, Mella Jaarsma, yang memajang 600 foto selfie pusar yang didapatnya dari kirman sukarelawan secaara anonim.
Model lain yang banyak digunakan oleh seniman adalah bentuk 3 dimensi. Seperti replika mesin jet yang dibuat oleh Yudi Sulistya, rumah jawa yang dikerjakan oleh Wedhar Riyadi, atau banyak karya serupa lainnya yang bisa ditemui di antara ratusan karya yang ada di JNM. Rasanya, jenis karya 3D inilah yang paling banyak tampil di panggung ArtJog 2018 kali ini.
Setiap karya memiliki deskripsi yang ditulis langsung oleh penciptanya. Sayangnya, deskripsi tidak tersedia dalam bahasa Mandarin, Jawa, maupun bahasa Portugis. Namun jika kamu paham bahasa Inggris dan Indonesia dengan baik, itu sudah lebih dari cukup kok buat memahami apa yang akan disampaikan kreator karya kepada pembaca.
Ratusan karya yang ada di dalam tiga lantai gedung JNM ini tidak dikelompokkan berdasar kategori tertentu. Panitia sendiri pun juga tidak menyiapkan rute khusus, sehingga kamu bisa menikmati berbagai karya yang ada dengan lepas.
Kita juga tidak akan merasa kesepian selama berjalan-jalan di dalam pameran karena akan ada panitia yang selalu siap sedia di tiap sudut galeri. Jangan kaget kalau kamu disapa oleh mereka, khususnya jika kamu berada terlalu dekat dengan karya yang dipamerkan, apalagi menyentuhnya. Hal ini dilakukan agar jerih payah para seniman yang dituangkan dalam bentuk karya seni bisa tetap terjaga keutuhannya.
Keramaian Lain di JNM
Kamu juga bisa membawa oleh-oleh dari pameran seni paling epic di Jogja ini dengan melakukan pembelian di ArtJog Merch yang akan hadir tepat di depan pintu keluar galeri, sebelum memasuki areal panggung hiburan. Cinderamata yang dijual di sini cukup variatif, mulai dari cat tembok, cat air, hingga hasil-hasil karya seni yang unik.
Selain itu, perhelatan ArtJog 2018 tidak hanya diisi oleh seni visual –yang kebanyakan tanpa suara. Di tahun ini, ada keramaian lain di JNM pada penyelenggaraan ArtJog yaitu berupa panggung hiburan yang menampilkan kesenian mulai dari seni musik, seni tari, seni pertunjukan hingga kesenian teater. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kali ini performance akan ditampilkan setiap hari selama perhelatan ArtJog dengan lebih dari 80 penampil dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebagai penonton, kita tidak akan dibiarkan nonton pertunjukan sendiri tanpa ngemil ataupun kopi. Sehingga sudah disiapkan juga beragam kuliner serta truk-truk kopi (yang isinya tidak hanya kopi tentunya) yang siap menyuplai teman nonton yang baik.
Seperti commision work ‘Sea Remembers’, panggung hiburan beserta foodcourt-nya ini bisa kamu nikmati secara gratis. Kamu bisa megakses pintu bagian timur untuk bisa masuk ke dalam areal ini dan menikmati veragam pertunjukan secara gratis.
Secara umum, ArtJog 2018 merupakan perpaduan yang ciamik antara seni visual dan seni panggung. Sebagai pameran seni terbesar di Yogyakarta, di sini dapat ditemukan ratusan karya seni bertema ‘Enlightment’ atau ‘Pencerahan’ dapat ditemukan dalam berbagai bentuknya. Masih ada beberapa hari untuk memastikanmu tidak ketinggalan dalam perhelatannya yang ke-11.
Yakin mau melewatkan momen setahun sekali ini begitu saja?