Malam 1 Suro merupakan hari pertama yang ada di dalam kalender Jawa di bulan Sura atau yang sering kita sebut dengan Suro. 1 Suro tersebut tentu bertepatan dengan 1 Muharaam dalam kalender hijriyah. Hal ini dikarenakan Kalender Jawa yang diterbitkan oleh Sultan Agung memang mengacu pada penanggalam Hijriyah (Islam).
Satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tangal satu biasanya disebut malam satu suro, hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Tahukah kamu jika ada beberapa tradisi unik di Indonesia yang hanya akan bisa kita temui saat ada perayaan menyambut tahun baru islam 1 Muharram (malam 1 Suro).
Nah, maka dari itu, kali ini kita bakal bahas tentang 6 Tradisi unik di Indonesia untuk menyambut tahun baru 1 Muharram atau malam Satu Suro, apakah salah satunya ada di daerahmu?
1. Tradisi Tapa Bisu Mubeng Benteng di Yogyakarta
Tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng Merupakan acara yang selalu dilaksanakan untuk menyambut tahun baru 1 Muharram.
Peserta dari Tapa Bisu Mubeng Beteng berjalan mengelilingi empat penjuru Beteng. Beteng ini dalam artian adalah batas yang menutupi kawasan Kraton Yogyakarta dengan wilayah luarnya.
Untuk mengikuti tradisi unik ini, warga dilarang berbicara, makan, minum atau menggunakan handphone atau hal lain yang bisa mengganggu acara. Biasanya prosesi mubeng beteng diawali dari Bangsal Ponconiti, Keben, Keraton Yogyakarta tepat pada pukul 24.00 WIB. Peserta akan berjalan sejauh kurang lebih 5-6 kilometer dan berakhir di Alun-alun Utara Yogyakarta.
2. Tradisi Bubur Suro
Tradisi unik yang kedua adalah Bubur Suro yang berkembang di Jawa Barat dan Jawa pada umumnya.
Bubur yang berbahan dasar beras, santan, garam, jahe dan sereh ini pasti ada saat perayaan menyambut tahun baru 1 muharram di Jawa Barat.
Bubur Suro selalu diisi dengan elemen 7 rupa seperti adanya hiasan 7 jenis kacang, yakni kacang tanah, kacang mede, kacang hijau, kedelai, kacag merah, kacang tholo, dan kacang bogor.
Tidak hanya bubur suro saja, karena biasanya dalam tradisi menyambut tahun baru 1 muharram (1 Suro) juga disajikan kembar mayang , sirih, dan keranjang aneka buah. Aneka makanan yang disuguhkan ini memiliki makna sebagai refleksi kesungguhan tekad untuk menjalani kehidupan di tahun depan.
3. Ruwatan
Tradisi Ruwatan dikenal hampir diseluruh Jawa. Tradisi yang satu ini memiliki tujuan untuk membuat kesialan diri. Untuk pelaksanaanya bisa dengan nanggap wayang atau yang lainnya.
[artikel number=3 tag=”budaya”]Kadang dalam ruwatan ada tradisi menanam kepala kerbau yang bertujuan untuk menolak bala.
4. Nanggung di Pangkalpinang Bangka
Tradisi Nanggung ini berasal dari Pangkalpinang, Bangka. Dalam tradisi Nanggung, biasanya masyarakat datang ke masjid dengan membawa dulang uang yang makanan dan lauk-pauk untuk dimakan bersama-sama.
5. Sedekah Gunung di Boyolali
Tradisi yang kelima adalah Sedekah Gunung di Boyolali. Sedekah Gunung Merapi ini diselenggarakan dengan mempersembahkan kepala kerbau dan tujuh tumpeng nasi kepada leluhur Kyai/Nyai Singomerjoyo, Kyai/Nyai Simbarjaya, Nyai Gadung Melati (penunggu kawasan Pasar Bubrah) dan Kyai Petruk (penguasa seluruh Merapi).
6. Grebeg Suro di Ponorogo
Masyarakat Ponorogo memiliki tradisi unik untuk menyambut tahun baru Tahun Baru Islam 1 Muharram (1 Suro) yakni dengan adanya Grebeg Suro. Berbagai acara seru dilaksanakan selama tradisi Grebeg Suro Ponorogo, seperti festival reog nasional, pawai lintas sejarah, kirab pusakan sampai larungan risalah doa di Telaga Ngebel.